Wednesday, November 26, 2008

Sabar

"Dan bersabarlah, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Qs.Al-Anfal:46)

Akhir akhir ini, saya sering menjumpai orang orang yang terlihat cepat sekali marah, bermuka masam, berkata-kata kasar, mengumpat dan mencaci maki, berprilaku seperti anak kecil, merenggut, bad mood, berkeluh kesah, dan lain sebagainya (hayoo siapa tuh yang ngerasa punya sikap gitu dikantor...:D). baik itu di kantor, di rumah, atau di kampus. Meskipun hal itu saya alami sendiri..sebagai manusia kita tentu tak luput dari hal-hal semacam itu. Imam Ghazali berkata, "Sabar merupakan ciri khas manusia dan tidak dipunyai oleh hewan karena kekurang-kurangannya, dan tidak pula oleh malaikat karena kesempurnaannya." kemudian Ia mendefinisikan sabar sebagai bentuk penahanan diri terhadap musibah yang tidak dapat dihindarkan atau tidak mampu berupaya meyelamatkan diri. tapi bila seseorang mampu menghindarkan diri, menolak atau melawannya, maka dalam hal ini sabar tidak diperbolehkan.

Pengertian sabar

Sabar ialah :
1. Meneguk sesuatu yang pahit tanpa merasa memberengut. (Al Junaid bin Muhammad)
2. Menjauhi larangan, tenang ketika menenggak musibah.
3. Tegar bersama Allah dan menghadapi ujianNya dengan lapang dada dan tenang. (Amr bin Utsman Al Makki)
4.
Tegar terhadap hukum-hukum Alquran dan Sunnah. (Al Khawwash)
5. Meninggalkan keluh kesah. (Ruwaim)

Namun ditinjau dari segi bahasa, sabar berarti menahan, mencegah diri atau mengekang. Dalam surat Al-Kahfi ayat 28 berbunyi :




28. Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.


Sabar berarti "tahanlah dirimu bersama mereka". Secara istilah, sabar berarti "menahan diri atas segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridho Allah SWT." (Q.S: 13:22).

Istilah lain tentang sabar antara lain:
  1. Bila ada kejadian berupa musibah disebut dengan shabar. Lawan katanya adalah keluhan (jaza'), kecemasan atau kegelisahan.
  2. Bila menahan marah disebut halim atau bijaksana. Lawan katanya adalah menggerutu
  3. Sabar dengan rezeki sedikit disebut qonaah atau rela dan puas. Lawan katanya adalah rakus.
  4. Sabar dalam menahan syahwat perut dan seksual disebut iffah atau kehormatan dan martabat diri
Sabar yang terpuji adalah jika dilakukan pada saat yang tepat. Sedangkan bila terlambat, tidak akan berharga atau bermanfaat. Sabar yang terpuji juga motivasi dan tujuannya karena Allah Swt, bukan untuk mendapat pujian atau tanda jasa dari manusia.

Macam-Macam Sabar

Sabar menurut sasarannya terbagi dua, yaitu :
  1. Fisik, yaitu menahan penderitaan badan (misalnya sakit keras atau luka parah)
  2. Mental atau nafsu, yaitu dalam menahan rasa marah, dorongan syahwat, menjaga pandangan dan lain sebagainya
Di dalam Alquran, terdapat banyak aspek kesabaran yang dirangkum menjadi 2, yaitu menahan diri terhadap yang disukai dan menanggung hal-hal yang tidak disukai. Dan kemudian dapat dirincikan lebih detail sebagai berikut :

  1. Sabar terhadap petaka dunia, seperti bencana alam dan tantangan zaman. Yang demikian akan dialami oleh semua manusia, orang baik atau jahat, beriman atau kafir seperti yang tercantum di dalam AlQuran surat AlBaqarah ayat 155-157 :





Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.




(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka menguca
pkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"




Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.


2. Sabar terhadap gejolak nafsu :
  • Menyangkut kesenangan hidup. Seperti yang terdapat dalam Quran surat 21:35 : "..Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. " bahwa sesungguhnya dalam setiap kehidupan manusia, akan selalu mendapatkan ujian kesenangan ataupun kesedihan, dan di akhir ayat itu pula diterangkan bahwa kita semua akan dikembalikan kepada Tuhan yang memiliki kehidupan kita. Ditegaskan kembali dalam surat Al Fajr ayat 15 dan 16 yang menjelaskan bahwa ujian itu tidak hanya berupa kesulitan namun kesenangan, kelebihan, kekayaan adalah juga merupakan bentuk dari ujian
  • Menahan dorongan nafsu seksual. Tedapat dalam surat AnNisaa ayat 25 : "..adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu."
  • Menahan marah dan dendam. Firman Allah dalam surat An Nahl ayat 126 : "Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar."
3. Sabar dalam ketaatan kepada Allah, yaitu :
  • Sabar sebelum ketaatan, yaitu dengan meluruskan niat dengan melawan riya' dan penyimpangan lainnya "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (Q.S.98:5).
  • Sabar pada saat bekerja yaitu dengan tidak melalaikan Allah dan tidak malas.
  • Sabar setelah selesai pekerjaan, yaitu dengan tidak merasa bangga karena riya dan mencari popularitas.
4. Sabar dalam kesulitan berdakwah di jalan Allah, yaitu :
  • Sabar dari berpalingnya manusia dari dakwah. Firman Allah dalam surat Nuh ayat 5-7 : "Nuh berkata: 'Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang(5), maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)'(6). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat(7)."
  • Sabar terhadap gangguan manusia, baik perbuatan ataupun ucapan. Jelas sekali Firman Allah pada surat AlMuzzammil ayat 10 : "Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik."
  • Sabar terhadap panjangnya perjalanan dakwah : "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."
    (Q.S.2:214)
5. Sabar di medan perang (Q.S. 8:45-47, 8:65-66).

6. Sabar dalam pergaulan antara manusia :
  • "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (Q.S. 4:19).
Hikmah cobaan dan kesabaran bagi orang yang beriman

Secara umum, kesabaran ditujukan kepada semua manusia, karena dialah satu-satunya makhluk Allah yang dianugrahi akal dan selalu dibebani ujian serta cobaan baik itu kesenangan ataupun kesedihan.
Namun secara khusus, kesabaran ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Karena mereka akan menghadapi tantangan, gangguan, ujian seta cobaan jiwa dan harta benda. Adanya cobaan bagi orang yang beriman dapat disadari merupakan seleksi untuk mengetahui siapa hamba-hambaNya yang patuh, dan merupakan sebuah kepastian yang mengandung tujuan dan hikmahnya yaitu :
  • Untuk membersihkan barisan mukminin dari kaum munafik.
  • Mendidik kaum beriman dan menjernihkan hati mereka
  • Meningkatkan kedudukan orang beriman di sisi Allah. Allah meninggikan derajat mereka, melipat gandakan pahala, dan menghapus dosa-dosa mereka. "Tidaklah seorang muslim karena kesedihan, kesusahan, kepayahan, penyakit dan gangguan dari yang menusuk tubuhnya kecuali dengan itu Allah mengampuni dosa-dosanya."(H.R. Bukhari)
Teladan Besar

Nabi ayyub mempunyai banyak ternak, ladang luas, dan anak-anak yang sehat dan sholeh. Lalu Allah mengujinya dengan semuanya itu. Ternaknya mati, ladangnya musnah, dan anak-anaknya meninggal. Nabi Ayyub diuji Allah dengan penyakit di seluruh bagian tubuhnya, namun nabi Ayyub tetap bertahan dan bersabar serta terus berdzikir kepada Allah SWT.
Dengan penyakit itu, nabi Ayyub menjauh dari masyarakat dan harus bertempat tinggal di daerah pinggiran. Tanpa seorangpun yang mau dekat dengannya, selain seorang istri yang setia mengurusnya. Bahkan untuk keperluan nabi ayyub, istrinya harus bekerja demi menghidupi suaminya.
Sekalipun demikian, nabi Ayyub selalu sabar dan bersyukur. Lidahnya selalu dihiasi dengan dzikir dan syukur kepada Allah. Tidak pernah sedikitpun terlontarkan keluhan, amarah dan cercaan. Demikian itu berlangsung selama beberapa tahun. Dan Nabi Ayyub tinggal sendirian di sebuah rumah ibadah milik bani israel.
Ketika Allah menghendaki berakhirnya ujian kepada nabi Ayyub dan mengangkat derajatnya karena keikhlasan dan ridhonya terhadap ketetapan dan takdir Allah, maka Allah mengilhamkan kepadanya doa yang dikabulkan. Doa itu berisi pengakuan kelemahan diri manusia dan pernyataan tidak ada tempat meminta dan mengembalikan segala permasalahan melainkan hanya kepada Allah semata.
Setelah nabi Ayyub berdoa. Allah memberikan kesehatan kepadanya dan mengembalikan semua hartanya. Bahkan diberiNya keberkahan dengan dilipatgandakan dari sebelumnya.
Allah mengisahkan peristiwa tersebut dalam firmanNya :

"dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. "










Depok, Desember 2008
Arv